Pages

Selasa, 23 September 2014

[FICTION/PART1] Seandainya...


Judul: Seandainya... 
Author: Adella Gysta Aviera Putri

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  
Pada suatu pagi di hari Senin, ada seorang anak laki-laki yang memasuki halaman sekolah dengan tidak semangat. Berjalan dengan kepala menunduk. Disampingnya ada ibunya yang dengan semangat menceritakan seputar sekolah tersebut. Lalu, mereka bergegas menuju ruang kepala sekolah. Mereka dipersilakan untuk duduk.
“Selamat pagi ibu. Selamat datang di SMP Megahjaya.” sambut sang kepala sekolah.
“Selamat pagi, pak.” Jawab ibu anak laki-laki itu.
“Selamat datang di sekolah ini nak Kelvin.” Sambut sang kepala sekolah kepada anak laki-laki yang dipanggil Kelvin itu.
“Pagi, pak.” Jawab Kelvin.
“Maaf ya, jika sekolah ini ada beberapa fasilitas yang kurang. Tetapi, lingkungan di sekitar sekolah ini masih asri. Halamannya juga cukup luas. Sekolah ini memang sederhana. Semoga cepat beradaptasi ya.” Jelas kepala sekolah.
“iya pak, tidak apa-apa. Saya suka kok sekolah disini. Terima kasih pak.” Jawab kelvin.
Kebetulan, ada seorang siswa laki-laki yang melewati ruang kepala sekolah.
“Eh, ada Anton. Sini sebentar nak.” Panggil sang kepala sekolah. Anak laki-laki yang bernama Anton itu pun memasuki ruang kepala sekolah.
“Ada apa ya pak?” Tanya Anton.
“ini lho nak, ada siswa baru.ia satu kelas sama kamu. Tolong antar ke kelas ya dan minta ijin ibu guru untuk memberikan sedikit waktu perkenalan.” Jelas kepala sekolah.
“baik pak.” Jawab Anton patuh.
Akhirnya mereka berdua berjalan ke luar ruangan kepala sekolah, menyusuri koridor sekolah yang sepi. Memang, kelas mereka letaknya agak jauh dari ruang kepala sekolah.  Tidak ada sepatah katapun terucap dari kedua bibir mereka. Tetapi, diam-diam Anton memperhatikan tingkah laku Kelvin si anak baru itu.
“pasti anak ini pindahan dari sekolah ternama di Jakarta. Terlihat dari seragam lamanya.” Batin Anton.
Setelah sampai dikelas, Anton menyampaikan pesan dari kepala sekolah kepada ibu guru.
“Baiklah anak-anak. Di pagi hari Senin yang cerah ini kita kedatangan teman baru. Perkenalkan dirimu nak.” Terang ibu guru.
“Assalamu’alaikum wr. Wb. Perkenalkan nama saya Kelvin Mahardika Wijaya. Kalian bisa memanggil saya Kelvin. Saya pindahan dari SMP di Jakarta.” Terang Kelvin.
“salam kenal Kelvin!” sapa teman-temannya.
“Silakan duduk dibangku yang kosong sebelahnya Anton.” Suruh ibu guru.
“baik bu.”
Bel istirahat sekolah berbunyi, Kelvin hanya duduk terdiam di bangkunya. Memang, ia begitu diam dan cuek jika belum kenal dekat dengan seseorang. Apalagi, dirinya juga tidak terlalu pandai untuk memulai percakapan dan menjalin sebuah pertemanan.
Tiba-tiba saja, Anton datang.
“hai kelvin, namaku Anton. Salam kenal ya.” Katanya sambil mengajak berjabat tangan.
“iya, salam kenal juga Anton.” Jawab Kelvin sambil membalas jabatan tangan Anton.
“kamu gak pengen beli jajan di kantin? Enak-enak loh makanannya. Mau aku temenin?” tawar Anton.
“hhmmm… boleh deh.” Jawan Kelvin.
Akhirnya mereka berdua pergi ke kantin. Disana mereka bertemu beberapa teman lainnya. Ada Erik, Laras, Vina, dan Putra.
“kita gabung sama mereka aja ya. Sekalian aku kenalin sama teman-temanku.” Ajak Anton. Kelvin hanya mengangguk sebagai tanda bahwa ia menyetujui ajakan Anton.
“Halo teman-teman. Kenalin nih, Kelvin. Anak baru.”  Sapa Anton. Lalu mereka berkenalan satu-satu. Anton memutuskan untuk memesan bakso. Begitu juga dengan teman-temannya.
“Wah akhirnya pesanan kita datang.” Kata Vina.
“horeee” sahut Laras yang selalu heboh, mereka makan dengan lahapnya. Banyak sekali yang dibicarakan. Mulai dari hal sepele hingga serius. Mulai dari topik ringan, lelucon, hingga penting. Mereka mulai mengakrabkan diri dengan keberadaan teman baru mereka, Kelvin.
Ditengah tengah sedang asik makan, tiba-tiba saja Kelvin menutup mulutnya, seperti orang mual, lalu dengan tergesa-gesa pergi ke kamar mandi. Semua temannya diam mematung karena bingung.
“Ada apa? Apakah dia tidak suka dengan makanan disini?” Tanya Putra bingung.
“Entahlah” sahut Erik asal.
“Biar aku lihat dia. Mungkin dia sedang tidak enak badan.” Putus Anton.
Lalu, tidak lama kemudian Anton menyusul Kelvin ke kamar mandi. Tiba didepan pintu masuk toilet laki-laki, ia melihat bahwa hidung Kelvin berdarah alias mimisan. Ia juga melihat bekas muntah Kelvin yang masih berceceran di wastafel dan di sekitar mulutnya. Anton khawatir dengan keadaan Kelvin. Lalu, dia menghampirinya.
“Kau baik-baik saja? Tanya Anton.
Mengetahui Anton ada dibelakangnya, Kelvin segera membasuh wajah terutama mulut dan hidungnya.
“Aku hanya tidak enak badan. Jangan khawatir.” Jawab Kelvin santai.
“Baiklah, mari kita kembali ke kelas. Sudah waktunya masuk.” Kata Anton. Kelvin hanya mengangguk saja dan mengikuti Anton kembali menuju kelas.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

To Be Countinued.

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Gys!. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger