Judul: Seandainya...
Author: Adella Gysta Aviera Putri
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada suatu pagi di hari Senin, ada seorang anak
laki-laki yang memasuki halaman sekolah dengan tidak semangat. Berjalan dengan
kepala menunduk. Disampingnya ada ibunya yang dengan semangat menceritakan
seputar sekolah tersebut. Lalu, mereka bergegas menuju ruang kepala sekolah. Mereka
dipersilakan untuk duduk.
“Selamat pagi ibu. Selamat datang di SMP Megahjaya.”
sambut sang kepala sekolah.
“Selamat pagi, pak.” Jawab ibu anak laki-laki itu.
“Selamat datang di sekolah ini nak Kelvin.” Sambut sang kepala sekolah kepada
anak laki-laki yang dipanggil Kelvin itu.
“Pagi, pak.” Jawab Kelvin.
“Maaf ya,
jika sekolah ini ada beberapa fasilitas yang kurang. Tetapi, lingkungan di
sekitar sekolah ini masih asri. Halamannya juga cukup luas. Sekolah ini memang
sederhana. Semoga cepat beradaptasi ya.” Jelas kepala sekolah.
“iya pak, tidak
apa-apa. Saya suka kok sekolah disini. Terima kasih pak.” Jawab kelvin.
Kebetulan, ada seorang siswa laki-laki yang melewati
ruang kepala sekolah.“Eh, ada Anton. Sini sebentar nak.” Panggil sang kepala sekolah. Anak laki-laki yang bernama Anton itu pun memasuki ruang kepala sekolah.
“Ada apa ya pak?” Tanya Anton.
“ini lho nak, ada siswa baru.ia satu kelas sama kamu. Tolong antar ke kelas ya dan minta ijin ibu guru untuk memberikan sedikit waktu perkenalan.” Jelas kepala sekolah.
“baik pak.” Jawab Anton patuh.
Akhirnya mereka berdua berjalan ke luar ruangan
kepala sekolah, menyusuri koridor sekolah yang sepi. Memang, kelas mereka
letaknya agak jauh dari ruang kepala sekolah. Tidak ada sepatah katapun terucap dari kedua
bibir mereka. Tetapi, diam-diam Anton memperhatikan tingkah laku Kelvin si anak
baru itu.
“pasti anak ini pindahan dari sekolah ternama di Jakarta. Terlihat
dari seragam lamanya.” Batin Anton.
Setelah sampai dikelas, Anton menyampaikan pesan
dari kepala sekolah kepada ibu guru.
“Baiklah anak-anak. Di pagi hari Senin
yang cerah ini kita kedatangan teman baru. Perkenalkan dirimu nak.” Terang ibu
guru.
“Assalamu’alaikum wr. Wb. Perkenalkan nama saya Kelvin Mahardika Wijaya. Kalian
bisa memanggil saya Kelvin. Saya pindahan dari SMP di Jakarta.” Terang Kelvin.
“salam
kenal Kelvin!” sapa teman-temannya.
“Silakan duduk dibangku yang kosong
sebelahnya Anton.” Suruh ibu guru.
“baik bu.”
Bel istirahat sekolah berbunyi, Kelvin hanya duduk
terdiam di bangkunya. Memang, ia begitu diam dan cuek jika belum kenal dekat
dengan seseorang. Apalagi, dirinya juga tidak terlalu pandai untuk memulai
percakapan dan menjalin sebuah pertemanan.
Tiba-tiba saja, Anton datang.
“hai
kelvin, namaku Anton. Salam kenal ya.” Katanya sambil mengajak berjabat tangan.
“iya, salam kenal juga Anton.” Jawab Kelvin sambil membalas jabatan tangan
Anton.
“kamu gak pengen beli jajan di kantin? Enak-enak loh makanannya. Mau aku
temenin?” tawar Anton.
“hhmmm… boleh deh.” Jawan Kelvin.
Akhirnya mereka berdua pergi ke kantin. Disana mereka
bertemu beberapa teman lainnya. Ada Erik, Laras, Vina, dan Putra.
“kita gabung
sama mereka aja ya. Sekalian aku kenalin sama teman-temanku.” Ajak Anton.
Kelvin hanya mengangguk sebagai tanda bahwa ia menyetujui ajakan Anton.
“Halo teman-teman. Kenalin nih, Kelvin. Anak baru.” Sapa Anton. Lalu mereka berkenalan satu-satu.
Anton memutuskan untuk memesan bakso. Begitu juga dengan teman-temannya.
“Wah
akhirnya pesanan kita datang.” Kata Vina.
“horeee” sahut Laras yang selalu
heboh, mereka makan dengan lahapnya. Banyak sekali yang dibicarakan. Mulai dari
hal sepele hingga serius. Mulai dari topik ringan, lelucon, hingga penting. Mereka
mulai mengakrabkan diri dengan keberadaan teman baru mereka, Kelvin.
Ditengah
tengah sedang asik makan, tiba-tiba saja Kelvin menutup mulutnya, seperti orang
mual, lalu dengan tergesa-gesa pergi ke kamar mandi. Semua temannya diam
mematung karena bingung.
“Ada apa? Apakah dia tidak suka dengan makanan disini?”
Tanya Putra bingung.
“Entahlah” sahut Erik asal.
“Biar aku lihat dia. Mungkin
dia sedang tidak enak badan.” Putus Anton.
Lalu, tidak lama
kemudian Anton menyusul Kelvin ke kamar mandi. Tiba didepan pintu masuk toilet
laki-laki, ia melihat bahwa hidung Kelvin berdarah alias mimisan. Ia juga
melihat bekas muntah Kelvin yang masih berceceran di wastafel dan di sekitar
mulutnya. Anton khawatir dengan keadaan Kelvin. Lalu, dia menghampirinya.“Kau baik-baik saja? Tanya Anton.
Mengetahui Anton ada dibelakangnya, Kelvin segera membasuh wajah terutama mulut dan hidungnya.
“Aku hanya tidak enak badan. Jangan khawatir.” Jawab Kelvin santai.
“Baiklah, mari kita kembali ke kelas. Sudah waktunya masuk.” Kata Anton. Kelvin hanya mengangguk saja dan mengikuti Anton kembali menuju kelas.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
To Be Countinued.
0 komentar:
Posting Komentar