Hal ini yang
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan
senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada
tumbuhan. Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu,
oksigen dan kelembapan. Untuk lebih memahami, mari cermati uraian
berikut ini.
1. Hormon
Pengaruh giberelin pada buah anggur |
Respon
tersebut tergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan,
konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, dan berbagai faktor
lingkungan. Terdapat lima hormon tumbuhan yang dikenal, yaitu auksin,
giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam absisat (ABA). Mari cermati.
a. Auksin
Istilah
auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu
senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan
koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang
ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Auksin yang
ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain
IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon
auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji
muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada
banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada
daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil.
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah:
1) Perkembangan buah
Pada waktu
biji matang berkembang, biji mengeluarkan auksin ke bagian-bagian bunga
sehingga merangsang pembentukan buah. Dengan demikian, pemberian auksin
pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah tanpa
biji. Hal ini disebut partenokarpi
.
2) Dominansi apikal
Dominansi
apikal adalah pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat
perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah. Dominansi apikal
merupakan akibat dari transpor auksin ke bawah yang dibuat di dalam
meristem apikal.
3) Absisi
Daun muda
dan buah muda membentuk auksin, agar keduanya tetap kuat menempel pada
batang. Tetapi, bila pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus
terbentuk di pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur.
4) Pembentukan akar adventif
Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh dari batang atau daun pada banyak spesies.
b. Giberelin
Giberelin
pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman
padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut
tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan
jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin
diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38.
Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.
Giberelin
disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan
akar. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk pertumbuhan embrio.
3) Perkembangan bunga dan buah.
4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
c. Sitokinin
Kinetin
merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller
pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain
dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya
adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip.
Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
2) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.
3) Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun.
4) Menunda penuaan daun.
5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji (breaking dormancy).
d. Gas etilen
Buah-buahan
terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen
disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih
cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen
sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini
sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Selain
memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan
batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi
apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
e. Asam absisat (ABA)
Asam absisat
(ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon
ini dibentuk pada daun-daun dewasa. Asam absisat mempunyai peran
fisiologis diantaranya adalah:
1) Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas.
2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan.
3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.
2. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, antara lain: cahaya, air, mineral, kelembapan, suhu, dan gaya
gravitasi.
Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini harus
tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain.
Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat
organik (C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan
lain-lain).
Berdasarkan
jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu unsur makro dan unsur mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam
jumlah besar disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan
asam nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo.
Pertumbuhan
tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak
terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman
menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium
menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
Pemenuhan
kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari
tanah bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk
fotosintesis, tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan,
transportasi, dan medium reaksi enzimatis.
Penemuan
zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
menyebabkan manusia mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan
memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh aplikasinya adalah
kultur jaringan dan hidroponik.
Kultur
jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil
yang mempunyai sifat seperti induknya. Media tanam kultur jaringan
berupa larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk tumbuh tanaman.
Kultur jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak
dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan, hidroponik adalah metode
penanaman dengan menggunakan air kaya nutrisi sebagai media tanam.
Untuk lebih memahami, mari cermati Tabel Nutrisi tumbuhan berikut ini.
Nutrien
|
Bentuk yang
|
Tersedia Fungsi Utama
|
Gejala Kekurangan
|
Makronutrien
|
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
|
Pertumbuhan dan metabolisme
| |
Karbon (C)
|
CO2 (udara)
|
lemak, protein, enzim dan turunannya)
|
terhambat, akhirnya mati
|
Hidrogen (H)
|
H2O (air)
|
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
|
Pertumbuhan dan metabolisme
|
Oksigen (O)
|
O2 (udara), H2O
|
lemak, protein, enzim dan turunannya)
|
terhambat, akhirnya mati
|
Fosfor (P)
|
(air)
|
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
|
Pertumbuhan dan metabolisme
|
Kalium (K)
|
H2PO4, HPO4
|
lemak, protein, enzim dan turunannya)
|
terhambat, akhirnya mati
|
Nitrogen (N)
|
NO3, NH4 dari
tanah
|
Penyusun asam nukleat, fosfolipid
|
Pertumbuhan terhambat, daun
|
Sulfur (S)
|
SO4
2–
|
membran sel, ATP, NADP, koenzim
|
berwarna hijau tua, daun bercak
|
Kalsium (Ca)
|
Ca2+
|
Kofaktor atau aktivator enzim dalam
|
kemerahan, ada bagian yang mati
|
Besi (Fe)
|
Fe3+, Fe2+
|
sintesis protein dan metabolisme
|
Perubahan kabohidrat terhambat,
|
Magnesium
|
Mg2+
|
Berperan dalam pembentukan klorofil,
merupakan komponen penting enzim
sitokrom, peroksidase, dan katalase
|
Klorosis, daun menjadi kuning pucat,
dan mati
|
Mikronutrien
| |||
Boron (B)
|
H3BO3
|
Penyusun klorofil dan kofaktor enzim
|
Klorosis dari batang bawah ke ujung
|
Mangan (Mn)
|
Mn2+
|
dalam metabolisme karbohidrat
|
daun, pucat dan mati
|
M o l i b d e n u m
|
MoO4
|
Berperan dalam translokasi glukosa
|
Ujung batang mengering dan rusak
|
(Mo)
|
Zn2+
|
Komponen enzim yang mereduksi nitrat
|
Pertumbuhan terhambat
|
Seng (Zn)
|
CU+, CU2+
|
menjadi nitrit. Penting untuk fiksasi N
|
Ukuran daun dan panjang ruas-ruas
|
Tembaga (Cu)
|
Cr
|
pada bakteri
|
menjadi berkurang
|
Klor (Cl)
|
H3BO3
|
Dibutuhkan dalam sintesis triptofan
|
Daun muda berwarna hijau tua, daun
|
b. Cahaya
Kualitas,
intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya
mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan
fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi
zat metabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses
fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat
berlangsung reaksi terang. Jadi cahaya secara tidak langsung
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil
fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ
tumbuhan.
Perkembangan
struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis). Efek
fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah diketahui dengan cara
membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari
tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami
etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil
terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di
tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih
pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya
cahaya.
1) Fototropisme
Percobaan N
Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung koleoptil tanaman,
pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada
sisi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna untuk
pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung.
Banyak jenis
tumbuhan mampu melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun selalu
hampir tegak lurus terhadap matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut
dinamakan diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili
Malvaceae.
2) Fotoperiodisme
Interval
penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi proses pembungaan.
Lama siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah
yang memiliki empat musim dapat mencapai 16 - 20 jam. Respon tumbuhan
yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.
Fotoperiodisme
dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap cahaya). Fotoperiodisme
menjelaskan mengapa pada spesies tertentu biasanya berbunga serempak.
Tumbuhan yang berbunga bersamaan ini sangat menguntungkan, karena
memberi kesempatan terjadinya penyerbukan silang.
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a) Tumbuhan
hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari
12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai,
anggrek, dan bunga matahari.
b) Tumbuhan
hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari
12 jam (14 - 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang
sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.
c) Tumbuhan
hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12
jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
d) Tumbuhan
hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel
liar, dan kapas.
c. Oksigen
Oksigen
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan,
terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan,
dan aktivitas tumbuhan.
d. Suhu udara
Pertumbuhan
dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim
dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu
minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu minimum
ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju
tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak
tumbuh atau bahkan
mati.
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara
rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap
lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan
nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Daftar Istilah
Epigeal =
tipe perkecambahan yang menghasilkan kotiledon dan epikotil keluar dari
biji, karena pemanjangan hipokotil. Sehingga, kotiledon keluar ke atas
tanah.
Etiolasi = pertumbuhan tumbuhan dalam keadaan gelap, batangnya memanjang dan daun berwarna pucat karena kurang cahaya.
Hipogeal =
tipe perkecambahan yang menghasilkan sedikit hipokotil sehingga
kotiledon tetap berada di dalam biji. Oleh karena itu, kotiledon tidak
keluar ke atas tanah.
Klorosis =
keadaan abnormal pada daun yang kehilangan klorofil sehingga daun
berwarna pucat kekuningan. Keabnormalan ini disebabkan karena penyakit,
kurang pencahayaan dan defisiensi besi, magnesium atau tembaga.
Koleoptil = selaput yang menyelubungi jaringan ujung pangkal daun pertama pada embrio monokotil.
Kotiledon = kepingan biji yang merupakan daun pertama lembaga pada tumbuhan jumlahnya satu pada monokotil dan dua pada dikotil.
Lingkaran
tahun = daerah pada irisan melintang batang yang dapat dibedakan antara
floem dan xilem yang terbentuk dalam satu tahun.
Partenokarpi = perkembangan buah tanpa biji, kerena tidak terjadi pembuahan.
0 komentar:
Posting Komentar