a. Otot lurik
Otot lurik yang disebut juga otot rangka merupakan otot yang melekat pada tulang rangka sehingga jika otot berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Otot lurik bekerja dipengaruhi oleh susunan saraf pusat sehingga sering disebut otot sadar. Inti sel otot ini berjumlah banyak dan terletak di tepi. Otot ini disebut otot lurik, karena pada serabut-serabut panjang otot terdapat garis terang (isotrop) dan garis gelap (anisotropi) secara bergantian.
1) Mekanisme gerak otot
Serabut otot
lurik terdiri atas kumpulan serabut-serabut halus yang disebut
miofibril. Setiap miofilamen longitudinal terdiri atas sejumlah besar
protein miofilamen longitudinal terdiri atas dua macam, yaitu filamen
tebal dan tipis. Filamen tipis terdiri atas monomer aktin globular yang
ada hubungannya dengan kompleks tropomiosin dan troponin.
Filamen
tebal terdiri atas ekor-ekor molekul miosin yang memanjang. Kepala
molekul miosin menjulur ke arah filamen tipis sebagai jembatan silang
yang potensial dapat menghubungkan filamen-filamen tersebut. Tiap kepala
dan ekor disatukan oleh suatu engsel. Filamen ini disusun sedemikian
rupa sehingga satu filamen tebal dikelilingi oleh enam filamen tipis.
Filamen
tebal yang lebih padat berhubungan satu sama lain dan membentuk pita A
yang lebih gelap, dan filamen tipis membentuk pita I yang lebih terang.
Kedua jenis filamen saling bertumpang tindih sebagian sehingga ada
bagian yang lebih padat dan kurang padat pada pita A. Garis Z tempat
bertautnya filamen tipis, menyeberangi miofibril di pusat pita I.
Bagian
miofibril yang terletak antara dua garis Z disebut sarkomer. Jika otot
lurik berkontraksi, maka pita I menyempit dan zone H dapat hilang karena
garis Z saling mendekat. Derajat penyempitan pita I tergantung pada
kekuatan kontraksi.
Pada waktu
istirahat, tidak ada interaksi antara filamen-filamen, karena tempat
aktif pada filamen aktin tempat kepala miosin dapat terikat diblokir
oleh tropomiosin. Jika sebuah serabut otot dirangsang (impuls saraf
sampai pada ujung suatu neuron), asetilkolin dilepaskan oleh ujung
neuron yang menyebabkan ion Ca++ dilepaskan dan bersenyawa dengan
troponin dan mengubah konfigurasinya. Hal ini, menyebabkan serat otot
kepala miosin mengikat diri di tempat aktif filamen aktin menggantikan
tropomiosin yang memblokade tempat aktif tersebut.
2) Keperluan energi untuk kontraksi otot
Pengikatan
dan pelepasan tiap kepala miosin menggunakan satu molekul ATP. Jika
persediaan ATP yang di dalam sel habis terpakai, maka ATP disintesis
lagi dari ADP dengan pemindahan satu gugus fosfat dari fosfat lain yang
kaya energi, yaitu kreatin fosfat pada otot vertebrata. Fosfat kaya
energi ini dibuat dengan metabolisme makanan dalam daur glikolitik dan
asam nitrat.
ATP → ADP + Fosfat + Energi
Keratin fosfat → keratin + fosfat + energi
Penggunaan
energi oleh otot dengan laju kontraksi yang relatif pelan akan dapat
diimbangi oleh pembentukan ATP dari fosforilasi oksidatif (metabolisme
makanan dengan menggunakan oksigen). Jika kebutuhan oksigen tidak
terpenuhi, maka kebutuhan energi dipenuhi dengan glikolisis anaerobik
glikogen (glikolisis gula otot tanpa oksigen) yang menghasilkan ATP dan
asam piruvat. Asam piruvat ini akan diubah menjadi asam laktat. Timbunan
asam laktat di dalam otot akan menyebabkan otot menjadi pegal. Jika
oksigen tersedia lagi, sebagian besar asam laktat itu akan diubah
menjadi glikogen otot.
Otot yang
terus-menerus dirangsang akan meningkatkan kadar asam laktat di dalam
otot sehingga pengembalian asam laktat menjadi gula otot lambat.
Tertimbunnya asam laktat dalam otot yang berlebihan dan tidak dapat
ditoleransi lagi menyebabkan tetanus atau kejang otot.
b. Otot polos
Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing dan nukleus terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil dari serabut otot lurik.
Otot polos
terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan,
paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi dalam menerima
rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah
pengaruh saraf tak sadar.
Mekanisme gerak
Mekanisme dasar kontraksi otot polos sama dengan kontraksi otot lurik. Serabut-serabutnya mengandung aktin dan miosin, tetapi miofilamen ini tersebar. Serabut otot polos kecil, maka ion Ca++ disimpan dalam cairan ekstraseluler. Aktivasi untuk kontraksi meliputi pemasukan ion Ca++ dan pembentukan jembatan silang antara aktin dan miosin. Pada waktu jembatan itu terbentuk, filamen aktin menarik "benda padat" yang berada di posisi tetap dalam sitoplasma dan serabut itu memendek.
c. Otot Jantung
Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai otot lurik, tetapi nukleus terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap percabangan pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung bekerja di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahan terhadap kelelahan.
Kontraksi
otot jantung menimbulkan denyut jantung. Jantung akan berkontraksi
terus-menerus selama organisme hidup. Pada manusia dewasa normal,
jantung berdenyut sebanyak 72 kali setiap menit.
0 komentar:
Posting Komentar