Pages

Selasa, 24 Maret 2015

CERPEN: MIRACLE IN DECEMBER

Mencoba menemukanmu, kau yang tidak dapat kulihat lagi
Mencoba mendegarmu, kau yang tidak dapat kudengar lagi
Dan saat aku melihat semuanya, mendegar semuanya
Karena setelah kau beranjak pergi, aku mendapatkan satu kekuatan baru
Keegoisanku, yang hanya memperdulikan diri sendiri
Kejamnya aku, yang tidak menyadari semua perasaanmu
Aku bahkan tidak percaya, bisa menjadi seperti ini
Cintamu senantiasa mengubahku
Hanya dengan memikirkannya, duniaku seketika penuh denganmu
Karena setiap salju yang turun, adalah air matamu
Satu hal yang tidak bisa aku lakukan, membawamu kembali padaku
Aku hanya bisa berharap, bisa menghilangkan semua perasaan ini
Kuhentikan waktu dan mencoba kembali padamu
Kuingat kembali dirimu dalam setiap lembar memoriku
Ketika aku berada disana, disana bersamamu
Cintamu, sebentuk manusia kecil yang lemah
Namun mampu merubah semuanya, Seluruh hidupku,
Seluruh isi duniaku
Aku tidak tahu bagaimana cara berterimakasih atas cintamu
Aku fikir, semua akan berhenti hanya dengan aku berhenti memikirannya
Tetapi hari demi hari, aku memperbaiki diri ini agar kau kembali
Sepertinya cintaku kembali bersemi tanpa batas
ku coba mengubah segalanya, tapi WAKTU TAKKAN TERULANG
gadis itu berada di taman, seperti biasa menjalankan hidup yang membosankan, gadis itu bosan, sangat bosan dengan hidupnya, ya dia bosan dengan lingkungannya, dan bosan ketika lelaki itu mulai mencari muka di depan nya… lagi…
“Mihwa-ssi tidakkah kau merasa dingin? Aku membawa mantel untukmu!” lelaki tegap bertubuh tinggi dan berkulit pucat itu lagi-lagi menghampiri gadis itu, gadis yang egois, cuek dan menyebalkan, ya dialah Jung Mihwa gadis 14 tahun yang berada di kelas 3 smp, wajahnya yang cantik dan mungil itu bisa saja menghipnotis semua lelaki yang ada di sekitarnya, tetapi tuhan memang adil, tiada yang sempurna, sikapnya yang dingin itu membuat para lelaki menyerah untuk mendekatinya, kecuali satu, Byun Baekhyun…
“yaa! Kenapa kau mendiamkan ku hah? Cepat pakai mantelmu sebelum kau beku!” lelaki itu lagi-lagi mengomel dan mengomel “ckkk” suara decakan, ya dari wanita itu, dia berdecak pelan. “bukankah kau sudah terbiasa tidak ku respon? Haha. Aku heran masih ada saja orang yang mau berteman dengan wanita yang dingin dan egois, bahkan dia tahan berlama-lama dengannya” lagi-lagi perempuan itu mengatakan kata-kata itu. “kau tahu mengapa dia seperti itu padanya?” Tanya Baekhyun yang tentu saja Mihwa tidak menjawabnya. “Karena, seburuk apapun wanita itu, dia akan selalu menyayangi nya dan menjaga nya, sampai sisa hidupnya” DEGG.. kata itu… kata itu membuat hati Mihwa sakit, amat sakit, meski hanya beberapa untai kata, tapi sukses menerobos ke hati Mihwa yang dalam, tapi tak bisa dipungkiri gadis itu melakukan hal yang sebenarnya dia tidak inginkan. “aku harus pergi, salju semakin deras turun, sebentar lagi ada Badai salju. kau Baekhyun, pulanglah aku tidak butuh bantuanmu” wanita itu berjalan menjauh dari kursi yang tadi dia duduki bersama pria tampan itu. Ya, Mihwa meninggalkan nya..
Baekhyun masih termenung di kursi yang ia duduki tadi bersama Mihwa. “Dia kembali pergi” ucapnya pelan “bahkan dia tidak mengetahui betapa sakit nya ini” tiba-tiba dada Baekhyun kembali sakit, ya dia mempunyai penyakit Jantung yang kapan saja bisa merenggut nyawanya. “dia tidak mengetahui tentang ini, dia tidak boleh mengetahuinya” setelah berbicara dengan pikiran sendiri Baekhyun beranjak dari taman itu, tak bisa dipungkiri Baekhyun terjatuh akibat tidak bisa menahan rasa sakitnya itu, ia pingsan.
Mihwa tiba di rumah, berganti baju dan bersiap untuk tidur. “drrrtt” handphone pun berdering. Ya, itu telfon dari Tuan Choi, orangtua Baekhyun “Yoboseo?” ucap Mihwa sembari mengangkat telfon, terjadi perbincangan yang membuat tubuh Mihwa bergetar Hebat dan menjatuhkan Handphone nya, dia tau tentang Baekhyun..
“bagaimana keadaan Baekhyun dok?” ucap Mihwa dengan cemas sembari bercucur air mata. “maaf Mihwa-ssi kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hidup Baekhyun tinggal beberapa jam lagi, aku harap kau segera menemuinya untuk yang ke terakhir kali” sakit, sakit Mihwa mendengar kalimat itu tetapi dia harus menerima dan menemuinya.
“oppaaaa” ucap Mihwa lirih. “Mihwa-ssi, tidak biasanya kau memanggilku seperti itu. Haha” jawab Baekhyun yang mencoba untuk tertawa, tetapi Mihwa tau itu hanya topeng. “aku sudah tau semuanya, tidak usah kau berpura-pua lagi” Mihwa menahan air mata jatuh ke pipinya “Kenapa kau berbohong padaku? Kenapa kau tidak bilang kalau kau sakit?!” Airmata itu perlahan jatuh ke pipinya yang lembut. Mihwa tertunduk kaku. “maafkan aku Mihwa-ssi” Baekhyun tersenyum lemah. Mihwa pun menoleh “kenapa kau meminta maaf?” Baekhyun kembali tersenyum “Maaf karena aku tidak bisa melindungimu untuk selamanya” Tangis Mihwa pun seketika pecah “jangan pergi! Kau tidak boleh pergi! AKU MENYAYANGI MU!” Mihwa memeluk dan menciumi kening Baekhyun. “Setidaknya aku lega sudah mendengar kata itu darimu”. Pria itu tersenyum untuk keterakhir kalinya, dan ia pergi dengan tenang untuk selamanya.
Esoknya, Wanita itu kembali terdiam di kursi taman, tatapan kosong yang ada “aku menyesal.” Dia mengatakan kata itu perlahan
Cerpen Karangan: Khansa Fadila
Facebook: Khansa Fadila
Twitter: @khamilakhansaf
Ask. fm: @khamilakhansaf

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Gys!. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger