Pages

Selasa, 24 Maret 2015

CERPEN: PENYAMARAN SEORANG POLISI

Siang itu Farid, Boni dan Rizki pulang sekolah mengendarai sepeda BMX. Kebetulan rumah mereka berdekatan. Sepanjang perjalan mereka bercanda ria. Saling kebut-kebutan dan saling menunjukan kebolehannya masing-masing.
“Eh, ada orang gila. Kita ganggu yuk,” Rizki menghentikan sepedanya. Di depan sebuah rumah yang bertuliskan Studio musik, ada orang gila sedang duduk berpakaian lusuh.
“Jangan Kasian,” Boni menolak.
“Ahh jangan gitu dong Bon, biasanya juga kamu paling pertama kalau mau isengin orang gila.” Celetuk Farid
“iya.. sih tapi orang gila ini udah tua, kasian!” Sahut Boni.
“ada benernya juga kamu Bon, udah kita lanjutkan aja perjalanannya!” Ucap Rizki, membatalkan niatnya untuk menggoda kakek gila itu.
Mereka kembali melanjutkan perjalan pulang.
Esok harinya di tempat yang sama saat Boni sedang jajan baso, Boni melihat tiga orang anak SMP menggoda kakek gila itu. Mereka melempari kakek gila itu dengan batu kecil. Sebagian ada yang kena dan membuat kakek tua gila itu mengerang kesakitan.
“Hei… kakak jangan ganggu dia!” seru Boni sambil menghampiri anak smp tersebut.
Anak-anak smp itu menoleh ke belakang sambil tertawa. Salah satu dari mereka berkata “Gila ni anak bocah berani juga cegah kita bersenang-senang..” seru salah satu anak smp tersebut.
“Jangan ganggu kakek gila itu. Kasihan.”
“Memangnya di siapanya kamu, ade kecil?” sindir salah satu anak smp yang lainnya.
“Bukan, dia bukan siapa-siapanya aku, tapi lihat sama kakak orang gila itu udah kakek-kakek kasian jangan diganggu terus.”
“Terus kamu mau apa kalau kita ganggu terus orang gila itu?”
“aku mau lindungin kakek itu!” ucap Boni dengan tegas.
“terserah apa kata kamu ade kecil yang belagu..” seorang anak smp itu marah dan mendorong Boni sampai terjatuh tepat di depan kakek gila itu.
Seorang pedagang baso yang tadi dibeli Boni pun datang dan mengusir anak-anak smp tersebut. Tidak lama setelah kejadian itu RIzki dan Farid datang.
“Kenapa kamu Bon kok bajunya kotor?” Tanya Farid heran.
“Tadi aku di dorong sampai jatuh sama anak smp. Saat aku mau nolongin kakek gila itu.”
“berani betul kamu lawan anak smp yang jauh lebih besar dari kamu”
“iyah.. bener banget.. aku heran sama kamu kok kamu mau nolongin kakek gila itu?” tanya Rizki heran.
“aku juga gak tau kenapa tiba-tiba hati aku tergugah untuk nolongin kakek gila itu.” Jawab Boni.
“kamu gak takut apa sama anak smp itu? Ntar kamu diarah loh lalu dipukulin kaya kakak aku Kak Deni kemarin dipukuin sama anak smp.”
“Kenapa harus takut. Aku kan tidak bersalah. Yang mulai kan anak smp itu. walaupun kita masih anak kelas 4 Sd tapi kita harus berani melawan yang salah.” Sahut Boni
Boni juga terheran dengan apa yang sudah dia lakukan, kenapa dia tiba-tiba sangat kasian sama orang gila itu. Mungkin karena orang gila itu sudah kakek-kakek. Lagi pula Boni teringat sama kakek nya yang jauh darinya.
Tiba-tiba 3 anak smp itu menghampiri Boni dan kawan-kawannya saat tengah bermain di lapangan dekat sekolah si anak Smp tersebut.
“Heh… kamu ade kecil yang tadi siang nolongin kakek gila itu yah?” Tanya seorang anak smp.
“yah.. kak ada apa yah?..”
“kamu tau kan salah kamu tadi apa?”
“gak.. kak gak tau, aku kan cuman mau nolongin kakek gila itu.”
“yah.. itu salah kamu udah ngehalangin kesenangan kita”
Sambil mengarahkan sebuah tamparan ke muka Boni. Tapi Boni berhasil menghindar karena dia sudah diajarkan oleh ayahnya karate walaupun belum benar-benar jago, tapi sedikit ilmu menghindar itu sudah bermanfaat bagi Boni untuk menghindar dari tamparan ank Smp tersebut.
Sontak Boni, Farid, Rizki dan lainnya pergi berlarian Boni dan kawan-kawannya berlari ke arah utara, mereka dikejar oleh 3 anak smp tersebut. Boni, Farid dan Rizki melewati tempat kakek gila itu dan mereka ngumpet di belakang pedangan Es yang ada tepat di seberang Kakek gila itu.
Lalu pedagang baso menghampiri mereka bertiga dan berkata “ade tunggu di sini jangan kemana-mana!” Ujar si penjual baso sambil mengeluarkan sebuah pistol dari balik bajunya.
Sesaat kemudian pedagang Es menembakan pistolnya ke udara.
“Jangan lari kalian semua sudah kami kepung! Menyerah saja!” seru kakek gila itu seraya mengacungkan pistol di tangannya.. Tak lama kemudian ada seorang laki-laki keluar dari studio musik lalu belari dikejarlah oleh seorang polisi, namun tidak terkejar dan terpaksa polisi tersebut menembak salah satu kaki lelaki tersebut lalu terjatuh dan diborgollah seorang laki-laki itu oleh polisi.
Lalu polisi melalukan penggeledahan di rumah dan di studio musik tersebut semua penjahat sudah berhasil polisi amankan.
“Maaf yah adik-adik. Sebenarnya kami ini polisi yang sedang menyamar untuk menangkap buronan nark*ba yang sudah lama diincar, sudah beberapa hari ini kami mengawasi rumah dan studio musik tersebut untuk mengumpulkan informasi.” Cerita si penjual baso/polisi yang menyamar.
“Lantas kakek gila itu siapa, Pak?” Tanya Rizki.
“Beliau adalah Letnan Agus, komandan kami.”
“Haa…?” Boni, Rizki, dan Farid berteriak bersama.
“Itu beliau” ucap pedagan baso/polisi itu.
Letnan Agus menghampiri kami bertiga dan ternyata Letnan agus itu pamannya Boni. Sontak kami bertiga terkejut untuk kedua kalinya.
“paman…” ucap Boni heran
“iyah.. ini paman Boni. Oh iya makasih ya Bon kamu sudah membela paman saat paman dilempari batu sama anak Smp tadi siang. Paman bangga sama kamu ternyata kamu itu anak yang Baik hati dan Pemberani” Ucap Letnan Agus yang tidak lain Pamannya Boni.
“Pantas saja Boni melarang kita menggangu kakek gila itu, soalnya hati seorang keponakan sama pamanya itu sudah saling bersatu.” Celetuk Rizki.
Beberapa saat kemudian datanglah mobil kijang patroli. Para penjahat itu dimasukan ke dalam mobil tahanan dan paman Boni berpamitan kepada Boni untuk menyesaikan tugasnya. Boni dan kawannya masih tercekam dengan pengalaman yang barusan mereka alami.
Cerpen Karangan: Soleh Aldiansyah
Facebook: https://www.facebook.com/soleh.aldiansyah

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Thank guys udah share cerpen saya.. hehe

Posting Komentar

 

(c)2009 Gys!. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger