Pages

Selasa, 24 Maret 2015

CERPEN: SEPI TANPA MEREKA

“Raya, bangun!” ucap seorang gadis yang bernama Ani. Pas jam pelajaran olahraga tadi, Raya tidak enak badan. Dan sekarang ia masih duduk di bangkunya. “Udah mendingan Ray?” tanya Ani, Dara dan Clara, “ya agak-agak lah” sahut Raya dengan suara lemas. Tadi pagi, Raya belum sempat makan, makannya pas jam pelajaran olahraga ia merasa tidak enak badan. “coba saja tadi pagi aku makan, pasti nggak gini jadinya.” ucap Raya dalam hati dengan kesal.
Jam pelajaran kedua pun dimulai. Raya menggambil buku di dalam tasnya. Sekarang Raya sudah mulai bisa belajar lagi. Hari ini tidak ada guru yang mengajar, jadi Raya memutuskan untuk membaca buku pelajaran. Raya menoleh ke arah Ani dan Clara, tak seperti biasanya mereka mau dengannya. Raya pun merasa dijauhi sejak itu. Sedangkan Dara tetap menemaninya.
Bel istirahat berbunyi, semua anak berhamburan keluar. Tetapi Raya memilih untuk diam di kelas. Raya menghampiri teman-temannya, yaitu Yuki dan Ina. “Raya, kamu nggak belanja.” tanya Yuki, Raya hanya menggelengkan kepalanya. Raya masih diam di bangku Yuki, sedangkan Ani, Clara, dan Dara meninggalkannya. “kenapa ya mereka? tiba-tiba mereka menjauhiku, aku merasa sepi tanpa mereka hari ini.” kata Raya dalam hati. “Ani, Clara, Dara!!” teriak Raya dari bangku Yuki. Mereka hanya menoleh ke hadapan Raya, mereka hanya tersenyum kecil saat itu. Hati Raya pun merasa sedih karena ia tiba-tiba ditinggalkan begitu saja oleh ketiga sahabatnya.
Bel pulang sudah berbunyi, anak-anak pada sibuk merapikan buku pelajaran. Mereka pun pulang ke rumah masing-masih. “hahahahaaa…” terdengar suara tawaan dari selatan, mereka adalah Ani, Clara dan Dara. Tak seperti biasanya, mereka pulang bareng sama Raya. Raya pun pulang sendirian dengan berjalan kaki. Tak terasa, Raya sudah sampai di rumah. Ia bergegas mengganti bajunya. “hhhuuuhhh kenapa ya mereka?” tanya Raya pada dirinya sendiri sambil memandang pemandangan di luar. Tiba-tiba ada deringan hpnya berbunyi, ternyata ada pesan dari Ani. “Raya, kami tadi di sekolah seperti itu karena kami tidak ingin mengganggumu. Tapi kamu malah bermain bersama Yuki, dan Ina.” kata Ani lewat pesan, “Maafkan aku, aku hanya kesepian tanpa kalian! makanya aku bermain bersama Yuki dan Ina.” jawab Raya dengan kesal. Mereka mengakhiri pesan singkat mereka di sana.
Esok harinya, lagi-lagi mereka tetap saja seperti itu. Raya makin kesal dengan mereka. Raya memutuskan hari ini untuk bermain bersama Yuki dan Ina. Hari ini giliran Raya, Ani, Clara dan Dara piket. Raya mengambil sapu di belakang kelasnya. “Clara! apa kabarmu?” tanya Raya pada Clara, “siapa kamu? aku nggak kenal! jangan sok kenal ya!” ucap Clara sombong. Mendengar ucapan dari Clara, Raya merasa terpukul dengan kata salah satu sahabatnya itu. Raya pun tetap menyapu kelasnya sambil berpikir apa yang sebenarnya terjadi.
Raya melihat sifat sahabatnya beda dengan yang dulu. Sejak Ani, Clara dan Dara bermain terus dengan Kina dan Pina, ia merasa ada yang beda dengan sahabatnya. Mereka serasa terus menjauhinya setiap hari. Itu menambah rasa galau Raya semakin terasa. Untung ada teman yang mau bermain dengannya yaitu, Yuki dan Ina. Mereka setia menemani Raya setiap hari. “ini Raya, permen buat kamu!” ucap Yuki sambil memberikan permen itu kepada Raya, “wahhh.. terima kasih Yuki!” sahut Raya sambil menerima permen itu.
Waktu sudah berlalu, waktunya pulang. Semua anak nampak sibuk merapikan bukunya dan bergegas pulang. Raya pun keluar kelas, tiba-tiba ada seseorang yang menginjak sepatunya dari belakang. Raya menoleh ke belakangnya, dan dia adalah Clara. “ooppsss… maaf!” ucap Clara sambil tersenyum jahat. Karena Raya kesal akan perbuatannya, Raya segera berlari.
Sampai di rumah, Raya mengganti baju dan megerjakan PRnya. Sambil mengerjakan PR, Raya berpikir bahwa sahabatnya tidak peduli lagi dengannya, dan mereka mencoba untuk membullynya. Karena Raya sering dibully di sekolahnya, ia tetap menerima dan belajar sbaar untuk menghadapi semua cobaan yang diberikan. Walau ditinggal sahabatnya, Raya masih mempunyai banyak teman, dan bukan hanya mereka yang bisa menjadi teman Raya. Dari itulah Raya belajar menjadi anak yang tegas, percaya diri dan sabar.
Cerpen Karangan: Adsha Nandayi

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Gys!. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger